Tidak seperti biasanya...walaupun macet di sepanjang Thamrin dan Sudirman..malam itu, Rabu 19 Desember 2012 rasanya indah saja. Langit berhiaskan berjuta bintang..ditemani sang rembulan..tanpa kehadiran setetespun air hujan..serasa waktu berjalan sangat lambat. Ya...terasa sangat lambat, karena aku ingin sekali bertemu dengan ustadzah Suryatini. Beliau adalah salah satu sedulur AROLAS yang telah sekian lama...lebih dari 3 abad tidak pernah bertemu.
Pada saat pertemuan 12.12.12...selain beberapa sedulur AROLAS, beliau juga tidak bisa hadir. Keinginan untuk bertemu dengan Tini semakin besar, setelah mengetahui beliau sekarang telah menggunakan pakaian sangat tertutup...tidak hanya pakai jilbab..ditambah dengan cadar (hijab???)...bener tah iki rek..jeneng'e hijab?
Setelah sekian lama tidak bertemu dengan keluarga besar AROLAS satu persatu, aku percaya bahwa kami semua telah berubah dan perubahan itu bisa membuat kita "pang-ling", tidak mengenal sama sekali atau samar-samar antara ingat dan lupa. Yang pasti...mereka semua semakin cantik dan ganteng....itulah AROLAS.
Malam itu istimewa, karena Nunung dan Iswari...ada tugas dinas ke Jakarta, berarti kami anggota AROLAS bisa melaksanakan reuni jilid2...setelah 12.12.12... tetapi Komandan Jenderal Wayan, tidak setuju disebut reuni jilid2, karena hanya melibatkan sedikit sedulur AROLAS. Komandan Wayan lebih setuju disebut makan malam bersama sambil kangen-kangenan.
Setelah Nunung dan Iswari sampai di Atlet Century, kami berlima Nunung, Iswari, Wayan, Hanggoro, dan aku masih menunggu kedatangan Tini. Setelah sekian lama, beliau akhirnya datang juga.
Kangen-kangenan malam itu terasa hangat .... Tini sama sekali tidak ingat dengan yang namanya Hanggoro dan Toto endhok. Yang beliau ingat hanya Nunung, Iswari, dan Jenderal Wayan. Kami berlima pun juga lupa dan tidak mudah membayangkan wajah Tini malam itu, karena wajahnya tertutup rapat kecuali kedua buah mata serta alis matanya yang tebal. Jenderal Wayan pun memohon untuk dapat melihat wajah Tini walau hanya beberapa detik saja, karena jika tidak...siapa tahu yang datang sebenarnya bukan Tini...begitu alasan Jenderal Wayan. Berbagai rayuan telah terlontar, namun tetap tidak menggoyahkan ustadzah Tini untuk tidak memperlihatkan wajahnya. Penasaran pun tetap menyelimuti kami semua karena telah bertemu ustadzah Tini tetapi serasa tidak berjumpa dengan beliau. Tetapi alhamdulillah, tidak bisa melihat wajah beliau, beliau sampaikan bahwa wajahnya mirip dengan Widyawati..begitu kata suaminya kepada ustadzah Tini. Rupanya saudara kita, Tini ini memiliki prinsip yang sangat kuat, bahwa hanya suami dan orang2 tertentu saja yang diperbolehkan melihat wajah ayunya...yang lain tidak!!! apalagi sedulur Arolas yang sudah diatas 50 tahun tetapi seperti ABG saja...heheheheeee
Selain hangat...pertemuan malam itu juga meninggalkan kenangan yang indah. Betapa tidak? Seperti seorang ibu..seorang kakak..atau layaknya saudara dekat...kami semua dibawakan oleh2 dari Tini, berupa kue duren dan buah2an. Oleh2 itu tersisa, karena diperkirakan Tini, yang bisa ketemuan tidak hanya kami berenam... Didik Permadi tidak jadi datang, Ayud dan Hanafi demikian juga...tidak bisa gabung.
Kami pulang sendiri-sendiri. Dalam perjalanan pulang menuju rumah...aku sempat kawatir...Ustadzah Tini info ke BBM...kesasar!!! waaahhhh... Aku berhenti di pinggir jalan, ku telpon Tini..menanyakan posisinya dimana?...tidak berselang lama, beliau mengatakan oke, karena sudah masuk di Gatot Subroto... Alhamdulillah.
Pertemuan yang menyenangkan...sayangnya hanya kami berenam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar